Ada hati yang dibawa oleh masa yang telah lalu. Ada rindu yang tertanam dari hati yang mati. Ada jiwa, yang bertahun merenung dalam kesendirian yang fana. Sementara diri masih saja mencari jawab atas pertanyaan yang harusnya semua orang tahu, namun tak ada yang tahu, bahkan diri sendiri:
Siapakah aku?
Aku terlahir jauh sebelum diriku ada, sebelum kerak bumi ini mengering dan mendingin dari api menjadi tanah dan batu, sebelum mentari, Proxima centauri, Sirius, ataupun bahkan Epsilon eridani mulai berputar di orbitnya mengelilingi Supermasive black hole.
Aku hanyalah aku yang ada, sebuah eksistensi tak nyata dari impian dan fantasi yang mencapai puncak imaji, yang kemudian membangkitkan halusinasi 'pre-psikotik', yang acap kali didefinisikan sebagai 'gila' oleh kebanyakan manusia, namun terkadang disebut 'genius' oleh sebagian lainnya.
Aku cuma aku yang disini, sebuah jati diri tak tertemukan yang mendobrak masuk kedalam kepribadian yang sederhana, menjadikan apa yang disebut 'jiwa' menjadi kompleksitas yang tak terpecahkan, bahkan oleh ilmu apapun.
Dan bahkan kompleksitas tak terjawab itu harus dibuat menjadi lebih kompleks lagi oleh kehadiranmu. Kehadiran yang entah kuharap atau tidak, mengusik kesederhanaan yang lama kupupuk dan kemudian membangkitkan aku yang baru, ya, aku dengan segala kerumitannya yang ruwet.
Namun saat kulihat wajahmu di hari ini, ada hal yang entah mengusik batinku atau batinmu, membuatku ragu, dan mungkin ironisnya membuatku semakin membencimu saat ini.
Kulihat diriku sendiri, kulihat aku, jauh terbenam dalam eksistensi yang kembali tak ku tahu.
Siapakah aku?
Sebuah misteri yang tak pernah terpecahkan, olehku ataupun engkau.
Dan cerita tentang diriku, aku, dan mungkin tentang dirimu, dan kompleksitas yang ada dan kau bawa, tak akan berakhir di sini. Walaupun sepertinya kau bahkan tak menyadari bahwa diriku dan 'aku' benar-benar ada dan nyata, tak hanya sekedar bayang-bayang dari rona muka yang tak lagi kau kenal.
Untukmu, wajah yang kubenci,.. dan kurindu.
0 komentar:
Posting Komentar