Aku melihatnya, kematian dan kegelapan, menyelubungi waktu yang berjalan bersamaku.
Masih kuingat dalam benakku, bisikan angin tentang diriku. Dia berkata,
"Aku adalah jiwamu, yang memberikan harapan dan impian bagimu; yang menumbuhkan rasa dalam hatimu; dan, membuaimu dengan mimpi-mimpi lelapmu."
Aku tanya dia,
"Jika kau adalah jiwa, maka tahukah kau tentang luka yang lebih dari kematian? Tahukah kau tentang harapan akhir sebuah kalbu dalam derita?"
Angin, sang Jiwa, pun terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara gemuruh bak badai,
"Luka dan harapanmu adalah satu. Dan keduanya adalah cermin dari cintamu yang bersemayam dalam nuranimu yang terdalam; Dan aku adalah jiwamu, yang memberi ketenangan dan ketentraman, sekaligus luka dan derita atas rasa pada dirimu."
Aku menengadah, memandang langit dimana bulan seharusnya berada;
Namun hanya langit malam kelam menyelubungiku,
membayangi dengan bayang keabadiannya......
(07.19.07:23.02)
0 komentar:
Posting Komentar