Mentari tersembunyi di ufuk-ufuk
Hatiku pun bersimbah darah
Jiwaku terpuruk
Aku ada dalam ketiadaan
mengalir bagai air
dalam lantunan syair tak berakhir
terpendam dalam di bawah malam
Dan akupun tenggelam
Rapuh luluh dalam remang cahaya bintang
Sayup, Redup....
Tak ubahnya kandil tertiup
Sementara cahayamu kemerlap
berpendar dalam sinar-sinar buyar
Layaknya purnama dalam gelap
Ah! Hati ini pun merana
menanti secercah harapan jiwa
Namun ragaku menghilang
Terbuang . . . . .
Aku merintih
Sedih . . . . .
Jiwaku menangis
Teriris . . . . .
Klaten, August 22, 2006
0 komentar:
Posting Komentar